Thursday, September 01, 2005

selamat ulang taun, dey....

dedey yang kaka sayang,

selamat ulang taun ya,
kaka doain supaya kamu selalu sehat,
dan selalu dilindungi Allah,
dimana saja kamu berada...

hari ini kaka menangis sedih,
di kantor ini jauh dari kalian,
adek adek yang kaka sayangin,..
entah kenapa rasanya tiba tiba
kaka ingin memeluk kalian,
dan bilang kalo kaka sayaaang banget sama kalian

tadi kaka telpon ka aninmu,
yang juga ulang taun sama kayak dedey,
lucu juga dua orang dari tiga adek yang kaka punya

ulang taun di hari yang sama...
nggak lama, tapi cukup untuk pengobat rindu,
abis telpon,
airmata kaka kembali mengalir,
mendengar suara dan cerita anin,
kaka juga tiba tiba ingin sekali terbang
mendatangi dia
dan memastikan semua akan baik baik saja..

dan lagi lagi kaka jadi inget sama Papa,
waktu Papa pergi menghadap ke haribaanNYA secara tiba tiba..
selain sakit dan nyeri kehilangan Papa,
hati kaka perih mengingat kalian...

Anin yang memang dekat sekali sama Papa,
di hari menyedihkan itu menulis :
"satu-satunya lelaki yang dekat denganku telah pergi",
kesedihan yang mendalam, kaka yakin paling menyakitkan di hati anin..
apalagi hubungan anin dan Papa memang sangat unik...
dia tidak banyak menangis saat itu, ...
tapi dari matanya kaka mengerti,
lukanya tak pernah sembuh, hingga kini....

Juga hari menyedihkan itu membuat kaka pilu sama kamu,dey..
karena engkau jauh ada di negeri sana menuntut ilmu,
bertahun tahun tak bertemu Papa,
lalu akhirnya harus menghadapi kenyataan, Papa telah pergi.

Ingin rasanya kaka memohon,
Tuhan, pertemukanlah mereka dahulu...
aku tau kerinduan papa kepada si bungsu..

aku tau betapa inginnya dia pergi menengok si bungsu..

Apalagi saat itu kami memutuskan tak mengabarimu dey..
karena kamu sedang ujian dan kami tak ingin apa yang telah kau perjuangkan
selama ini hancur...

tapi hati kaka hancur tak terkira saat itu dey,
kaka ingin engkau datang dan sempat memandang
ayahanda tercinta kita, untuk terakhir kalinya,
bahkan saat menulis surat ini sekarangpun,
airmata kaka masih menitik lagi,
dan ngilu di hati kaka belum hilang...
maafkan kami saat itu, ya dey..
karena membohongimu tiap kali engkau menelpon bertanya
dan memaksa meminta bicara dengan papa,...
maafkan kami mengatakan bahwa papa sedang pergi atau sedang tidur ...
kami hanya menunggu waktu yang sangat tepat
untuk tak membuatmu shock...

tak seperti biasa kau menelpon hampir tiap hari..
firasatkah itu?
atau sudah kau rasakan kepergiannya dari jauh sana?
kamu tau dey, tiap kali menutup telpon dari dedey...
kaka menangis, dan menangis lagi..
apalagi kami juga harus menyimpannya dari mama
yang sedang ibadah di tanah Suci...

kami tau betapa sedihnya engkau membaca surat terakhir
yang Papa buat untukmu dan Papa titipkan pada Mama
saat Mama hendak pergi ke tanah Suci...

Ini semua Suratan dariNYA ya dey,
kaka mengerti..
dan kaka yakin kamu juga ikhlas..
tapi mengapa sedih ini tak pernah berhenti?

Dedey,
tambah satu lagi kini usia kamu,
rasanya baru kemarin kaka mengantarmu ke sekolah TK
di dekat rumah sakit itu...
lalu mengantarmu mondok di pesantren...
dan menjengukmu setiap minggu bersama papa,
membawakan kentucky kesukaanmu
berapa tahun yang lalukah itu dey?

kaka yakin kamu sudah bertambah dewasa sekarang,
belajarlah dengan baik,
semoga kamu,
anin, juga jagung, senantiasa berada dalam lindunganNYA

dan semoga kalian tau,
kaka selalu rindu
dan cinta sama kalian...


luuv, kaka







0 Comments:

Post a Comment

<< Home