Saturday, September 02, 2006

in memoriam : Inong Haris, a great mother for her two wonderful kids and a very great friend for every body who knows her

Pada catatan hariannya yang dibukukan dalam "Catatan Seorang Demonstran", Soe Hok Gie, berkata
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan,
yang kedua, dilahirkan tapi mati muda,
dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu.
Bahagialah mereka yang mati muda.”

Tiba tiba teringat tulisan yang pernah saya baca itu, saat mengenang Inong, teman tercinta yang baru saja pergi dalam usia yang masih sangat muda,
apa memang benar orang orang terbaik dan dicinta banyak orang selalu pergi lebih dulu di usia yang relatif muda? begitu yang saya sering dengar, namun umur-jodoh-maut dan rezeki, bukankah rahasia yang ada di tangan Sang Khalik, Sang Pemberi Hidup?

Kepergian Inong memang menyisakan banyak duka dan keterkejutan,
di mata saya, dan saya yakin di mata banyak orang, Inong adalah pribadi yang sangat istimewa, meski rentang perkenalanku dengannya bisa dikatakan masih sepenggalan galah, kehangatan pribadi Inong sudah sangat saya rasakan. Mungkin saya bukanlah teman yang sangat dekat seperti sahabat-sahabat Inong yang lain, namun kebersamaan kami di satu kelompok kecil pengajian yang kami bentuk di kota ini dan juga
-seperti yang dirasakan banyak orang - membaca blognya hampir setiap hari, sedikit banyak membuat saya serasa semakin mengenal Inong.

Tanpa perlu waktu banyak, saya dapat melihat kehebatan ibu 2 anak ini, aktif, ceria, penuh vitalitas, dan selalu rajin meng-update blognya, BundaZidan&Syifa maupun Blog Dapur Bundanya.
Disadari atau tidak, semangat Inong menuliskan cerita keseharian tentang 2 anaknya, dan kerajinannya menuliskan berbagai resep masakan, menjadi hiburan bagi banyak orang dan bisa dikatakan menjadi menu sehari hari yang selalu dinanti. Saat berita kepergiannya tersiar pun, begitu banyak tulisan di berbagai blog mengiringi kepergian Inong. Suatu bukti begitu banyak orang mengenal dan mengagumi Inong.


Inong juga setahu saya seorang pencinta buku, saat ini pun di lemari buku di rumah saya ada beberapa buku milik Inong yang saya pinjam dan belum sempat saya kembalikan. Hampir setiap kali ada novel novel baru Indonesia terbit, Inong punya. Dia memang pencinta kata, mungkin karena itulah membaca ceritanya dan puisi-puisinya merupakan kenikmatan tersendiri bagi banyak orang. Buat saya, caranya bertutur selalu enak untuk diikuti.

perkenalan saya pertama dengan Inong terjadi saat saya "mencontek" resep bubur sumsumnya di blog dapur bunda, lalu dia meninggalkan komen dan nomor telp di blog saya waktu saya bercerita di blog ini tentang kegagalan saya membuat bubur sumsum itu.


Inong kemudian saya lihat benar benar seorang yang penuh perhatian terhadap teman2nya, pernah saat saya sedang hamil, tau kalo saya sedang pingin kue bolu kukus, saat waktu pengajian tiba, dia membawakan saya bolu kukus (dan bentuknya bener bener bukan yang cuma kotak aja ya Nong, tapi yang dibungkus satu-satu dan warna warni,bener-bener seperti yang saya bayangkan.....terimakasih lagi ya Nong, saya seneng banget waktu itu..)

Sementara pertemuan terakhir saya sama Inong adalah saat ia dan Cindy beserta keluarga beramai ramai menengok bayi baru saya di rumah. Saat itu ia dan Cindy bercerita banyak mengenai breast feeding. Ceria dan sangat penuh tawa.

Beberapa hari kemudian setelah itu, Inong mengirimkan sms undangan ulang taun si kecil Syifa.
Lalu sekitar 1 mingguan yang lalu, tiba tiba saya mendapat sms dari Inong,
"Mirna, tolong kirim lagi dong sms nya, yang tadi tidak terbaca"

padahal hari itu saya tidak mengirim sms ke Inong sama sekali.
Alih alih membalas sms nya, saya memilih menelponnya, menyatakan keheranan saya karena saya tidak mengirimkan sms apapun hari itu, sementara Inong juga sangat yakin bahwa dia baru saja mendapat sms dari saya, akhirnya kita berdua hanya tertawa dan melanjutkan obrolan mengenai ASI dan breastfeeding. Dia memberikan banyak tips mengenai breastfeeding. Itulah kali terakhir saya ngobrol dengan Inong.

Saat mendapat kabar dari Hany bahwa Inong pingsan lalu kemudian koma, perasaan galau dan resah menggayut di hati saya berhari hari, cuaca yang selalu hujan selama 2 hari itu juga seakan mewakili perasaan semua teman dan sahabat Inong saat itu.

Namun anehnya, ketika akhirnya saya berkesempatan menengok Inong di ruang ICU, perasaan galau dan resah itu mendadak sirna, saya seperti mempunyai feeling kalau Inong baik-baik saja, melihatnya di ICU, saya seperti melihat Inong hanya sedang tidur, dan akan bangun segera untuk bercanda lagi bersama kita.

Namun Allah berkehendak lain, sekarang Inong telah pergi, meninggalkan banyak sekali kenangan manis, jejak positif, ilmu, cerita lucu, dan 2 anak yang sangat pintar,
meski kepergiannya sangat mengejutkan -terlebih karena ia masih sangat muda dan tak pernah terlihat sakit-


saya yakin Inong memang sudah bahagia sekarang.

Nong, engkau pergi tak sia sia,

yang kau tinggalkan permata yang sangat istimewa,
ilmu, kenangan, kisah, kehangatan,
itu semua akan menjadi jembatanmu menuju sang Khalik, kupercaya..
beristirahatlah dengan tenang disana,
begitu banyak doa dan cinta teriring saat kepergianmu

kelak di suatu hari, kubayangkan dua permata hatimu, Zidan & Syifa kan bernyanyi :

BUNDA

ku buka album biru
penuh debu dan usang
ku pandangi semua gambar diri
kecil bersih belum ternoda
pikirkupun melayang

dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu dtimang

nada nada yang indah
slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku
takkan jadi deritanya
tangan halus dan suci

tlah mengangkat diri ini
jiwa raga dan seluruh hidup
rela dia berikan
oh bunda ada dan tiada

dirimu kan slalu ada di dalam hatiku ...

by Potret

ya bun, ada dan tiada dirimu,
kau akan selalu ada dihati kami...., selamanya...
airmata dan kesedihan biarlah jadi doa pelepas kepergianmu...

10 Comments:

Blogger meyrinda said...

mba, tulisannya bagus dan mengena sekali...
pasti mendiang bangga punya teman spt mba

6:46 AM  
Blogger Ellen Widyasari said...

yaaaaaaaaa...jadi nangis lagi deh :((

4:59 AM  
Anonymous Anonymous said...

Touchy banget tulisannya Mirna... huhuhuu bikin aku nangis lagi. Mirna, tanggung jawab niy:(

5:58 PM  
Anonymous Anonymous said...

Duh..bacanya jadi sedih lagi...nangis lagi...apalagi ada lagu syair lagu bunda, pas...

ah bahagia bunda disana..banyak org berdoa untuknya...

8:22 AM  
Blogger Inayah said...

Dear Mirna, kita belum pernah ketemuan pas aku di Singapoe dulu ya..?
Gitu juga sama Inong, aku belum sempet ketemuan, pas blio ke Singapore aku pas pindahan ke OZ...

Bener kata Mirna, aku juga senang pernah mengenal Inong, walau hanya lewat dunia maya ini.

1:01 AM  
Anonymous Anonymous said...

mbak sedih lagi baca nya... dan tetep ga bosen cari tau berita terkini ttg Zidan + syifa. lagu bunda by Melly nya mengena bgt.

salam kenal ya mbak.

4:24 AM  
Anonymous Anonymous said...

Mir, gw juga kehilangan nih. Bedanya gw belum sanggup nulis kesan gw tentang Alm.

9:27 AM  
Blogger Ibeth said...

Hi Mirna,
Salam kenal... aku suka banget ama blog Mirna, tulisannya bagus2, menyentuh dan enak dibaca :)

7:24 PM  
Blogger iMa said...

merinding bacanya......terhenyak gt....salam kenal yach mba mirna..

10:06 PM  
Blogger ika's corner of life said...

aku baru kenal teh inong lewat blognya.
tapi itu juga setelah beliau meninggal.
tapi semua tulisan yang aku baca, semakin menguatkan feeling aku.
memang yah, meski orang yang kita sayang itu udah ga ada.
kita masih tetep bisa ngerasa kalo dia ga pernah pergi dari kita lewat semua kenangan yang ditinggalkannya.
salam kenal mbak.

10:56 PM  

Post a Comment

<< Home