Monday, October 17, 2005

no title

katakan selamat tinggal, lambaikan tangan, lalu melangkahlah. tidak hanya ragamu, tapi juga hatimu, jiwamu. berjalanlah dengan hati utuh, jangan dengan galau. Sesekali kau mungkin ingin menoleh, lakukanlah, tapi jangan berhenti, menolehlah sambil tetap berjalan, ajak hatimu melihat kebun baru itu, tak penuh dengan bunga warna warni seperti kebunmu dulu, tapi apakah tak kau cium wangi bunga rerumputan itu dari kejauhan??

setelah tiga empat bukit kau lalui, jika kau masih ingin menoleh lagi, menolehlah, berhenti sejenak pun tak mengapa kini, tapi bukan untuk berbalik arah. saat itu mungkin kau tak menangis keras lagi, bila masih ada titik air di sudut matamu, biarlah, biarkan mengering terkena kilau matahari, jangan berhenti bujuk lagi hatimu untuk beranjak, semakin dekat kau pada taman pinggir danau di balik bukit rumput basah itu, akan semakin cepat kau bergegas.

tak apa sedikit memaksakan langkah, berjingkat, melompat lompat, berputar putar dan bernyanyilah, ayunkan kedua tanganmu, usir gundah itu, dan hai....lihat.... kau tak sendiri, ada kupu kupu mungil terbang menemanimu, beri senyum padanya, jangan katakan apa apa, biarkan ia tertawa melihat kau gembira, percayalah, kau akan terbiasa..., hingga di bukit ke delapan nanti, kau akan mampu menoleh ke belakang dengan senyuman, melambai dengan hati ringan,.... ucapkan selamat tinggal tak lagi dengan kesedihan,
ya,.... kau akan syukuri damainya taman barumu saat petang menjelang....
minta ceritakan pada malam, dalam bayangan bulan akan kau lihat kebun bunga yang kau tinggalkan dulu, tetap berseri terpercik rinai hujan dari surga....

lalu kau pun akan tersenyum bahagia, dan memejamkan mata dengan airmata sukacita

0 Comments:

Post a Comment

<< Home